Sabtu, 01 September 2012

Pendidikan Holistik di Indonesia


Mewujudkan Pendidikan Holistik-Integratif di Indonesia


I.                   Pendahuluan
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini. Seorang anak manusia yang pada mulanya tidak mengerti apa-apa, di hadapan seorang guru dididik untuk memahami kehidupan secara lebih baik dan mengenal dunia. Di pundaknyalah ada tugas dan tanggung jawab keberlangsungan masa depan generasi yang lebih cerdas dan berperadaban.
Kecerdasan ini harus dikembangkan kepada anak didik, agar anak didik dapat tumbuh menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi setiap tantangan dimasa yang akan datang. Di antara kecerdasan itu ialah pertama Intelligence Quotient (IQ), kedua Emotional Quotient (EQ), ketiga Spiritual Quotient (SQ).
Pendidikan sering disebut sebagai investasi sumber daya manusia, dan sebagai modal sosial seseorang. Sehingga, pendidikan tidak akan mungkin selesai, tetapi berkelanjutan. Jadi, membicarakan pendidikan adalah membicarakan masa depan.
Dan masa depan selalu mengalami perubahan yang luar biasa. Ahli pendidikan masa depan, Alvin Tovler, menegaskan bahwa pendidikan terkait dengan perkembangan masa depan.
Selaras dengan itu, bahwa seiring dengan perkembangan yang begitu pesat dan cepat tentang pendidikan. Maka, paradigma pendidikan juga seharusnya sudah mulai berubah, yang berjalan dan berlaku selama ini yaitu paradigma Parsial, Segmentatif, dan Sektoral. Selayaknya berubah menjadi paradigma Holistik, Integratif dan berkelanjutan, demi terwujudnya pendidikan yang terpadu dan menyeluruh.

II.                Pembahasan
Pendidikan di Indonesia selama ini menganut paradigma Parsial, Segmentatif, dan Sektoral. Kemudian dalam masa sekarang mulai di berlakukan pendidikan secara Holistik-Integratif. Berikut sekilas tentang pengertian Holistik-Integratif.
Ø  Holistik yaitu pendidikan yang membantu peserta didik dalam mengembangkan seluruh potensinya dalam  suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Peserta didik diharapkan menjadi dirinya sendiri (Learning to be).
Ø  Integratif  yaitu proses pengajaran menjadi lebih kompleks, menyeluruh, menitikberatkan komponen internal dan external, mulai dari materi, metode, media, penilaian sampai pada SDM (guru, orang tua, masyarakat).
Sedikit dari pengertian di atas, dapat di amati bahwa Pendidikan Holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spiritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung  jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajran holistik, diantaranya: menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif;  prosedur pembelajaran yang fleksibel; pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, pembelajaran yang bermakna, dan pembelajaran yang  melibatkan komunitas  dimana individu berada.
Kiprah pendidikan Holistik-Integratif
a. Pendidikan Holistik-Integratif di Indonesia
“Otonomi Sekolah” saat ini sedang dikembangkan konsep pendidikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 melalui penerapan model “Pendidikan Holistik Berbasis Karakter”. Model ini ialah pendidikan secara eksplisit ditujukan untuk mengembangkan seluruh dimensi manusia, yaitu akademik (kognitif), emosi, sosial, spiritual, motorik, dan kreatifitas. Konsep pendidikan ini sudah menjadi tren pembaruan sistem pendidikan yang dianggap cocok untuk abad ke-21. Reformasi pendidikan, misal di Jepang ada tiga kalimat kunci yang disebut, yaitu kokoro-no-kyoiku (pendidikan untuk hati, jiwa, atau kedirian manusia), sogo-gakushyu (pembelajaran holistik), dan tokushyoku, koesika (keunikan masing-masing sekolah dan masing-masing individu).
Sebetulnya, kalau kita serius menjalankan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, konsep pendidikan yang harus dijalankan adalah holistik atau membangun karakter, karena :
”Bertujuan untuk berkembangya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Kebijakan KBK 2004 misalnya, sebenarnya sudah ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun dalam kenyataan yang terjadi saat ini di Indonesia ialah tidak menjalankan amanat tersebut di atas serta tidak menggunakan metode-metode dan model-model yang tepat untuk mewujudkan poin-poin tujuan tersebut. Misalnya, dalam proses pembelajaran, kelas yang sunyi di mana siswa duduk pasif dengan menyimak dan mencatat selalu dianggap suasana kelas yang baik. Padahal suasana kelas seperti itu akan membuat siswa bosan, dan proses belajar menjadi tidak efektif. Itulah yang masih banyak terjadi di Indonesia saat ini.
b. Pendidikan Holistik-Integratif bernuansa Nusantara yang dicita-citakan
Sistem pendidikan seperti apakah yang cocok diterapkan di Indonesia ini?
Pendidiakn Holistik-Integratif adalah pendidikan yang bertujuan memberi kebebasan siswa didik untuk mengembangkan diri secara intelektual, serta memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara keseluruhan dan mensatukan antara materi pelajaran yang selama ini abstrak di awang-awang dijadikan konkret dan relevan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta manusia Indonesia berkarakter kuat yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. Mewujudkan manusia merdeka seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional : “ Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir dan bathin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan diri.”
Bila sekarang Pendidikan Barat sudah giat-giatnya memperkenalkan istilah PQ, IQ, EQ, SQ, budaya Nusantara masih sibuk mengenalkan istilah “Sembah Raga, Sembah Rasa, dan Sembah Cipta” yang dipetik dari karya agung Kitab Wedhatama karya KGPA Mangkunegara IV sejak abad ke-19. Yang hanya membuat siswa pasif, monoton, dan tidak membuat siswa menjadi semangat dalam belajar.
Indonesia seharusnya hanya perlu mengembangkan system pendidikan nasional yang mampu membentuk karakter manusia Indonesia seutuhnya. Salah satunya adalah Pelajaran Budi Pekerti seperti yang pernah diterapkan dalam kurikulum nasional oleh Bapak Ki Hajar Dewantara, pendiri Perguruan Taman Siswa, yang berprinsip Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
c. Pendidikan Holistik-Integratif  di Sekolah Dasar
Pembelajaran Holistik-Integratif sangat erat hubungannya dengan metode cooperative learning. Alasan utamanya ialah karena strategi pembelajaran ini sangat mengutamakan para siswa sebagai subyek pembelajaran (student oriented). Model pembelajaran ini akan dapat memberikan nuansa baru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diampu oleh guru.
Peran guru hanya sebagai fasilitator, moderator, organisator, dan mediator terlihat jelas. Dan guru juga harus pandai dalam membelajarkan siswa dengan memadukan berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran. Inti dari pembelajarannya ialah agar siswa memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi lainya, antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain (terintegrasi).
Dari sedikit gambaran diatas bahwa pendidikan holistik-integratif  ini diharapkan mulai terlaksana sejak siswa masih berusia awal (PAUD & SD). Dengan demikian, akar pembelajaran akan semakin kuat dan berbuah manis kelak mereka dewasa. Dalam mewujudkan semua itu, maka faktor utama adalah guru, guru harus bertanggung jawab penuh dalam mewujudkan aspek-aspek yang tercantum dalam pendidikan Holistik-Integratif. Yaitu dengan cara :
·         Guru harus diberikan training sebelum melaksanakan pembelajaran disekolah. Dengan tujuan membentuk guru menjadi ramah, penyayang, dapat memotivasi dan mencintai siswa secara tulus.
·         Guru dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada (aspek emosi, sosial, kreativitas, dan spiritual).
·         Guru bisa membentuk karakter siswa melalui pengembangan 9 pilar karakter secara intensif. Yaitu meliputi aspek mengetahui, mencintai dan melakukan kebaikan (knowing, loving, and acting the good)
·         Guru memberikan pengalaman belajar yang konkrit, kontekstual dan merangsang siswa belajar aktif, menyenangkan dan tanpa beban.
·         Guru memberikan kesempatan secara langsung kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar nyata (hands-on activities, seperti misalnya kegiatan matematika, sains, memasak, berkebun)
Dengan demikian, bila diterapkan disekolah jenjang dasar (PAUD/SD) maka akan muncul pembelajaran secara Holistik-Integratif, serta membuat siswa lebih demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya, dan siswa akan menjadi dirinya sendiri (learning to be).
III.             Penutup
Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai dalam pendidikan (Holistik-Integratif) seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam kesatuan denagn manusianya secara keseluruhan utuh antara jiwa dan badan, material dan spiritual. Baik guru maupun siswa adalah para manusia yang secara utuh juga meliputi badan dan jiwa, aspek individualitas dan sosial yang tak terpisah satu sama lain (saling berintegrasi).
Kita harus menciptakan integrated curriculum (pengintegrasian antar mata pelajaran), pembekalan ilmu mendidik yang bersaing, pendidikan yang bersih dan sehat; anti kekerasan, pelecehan, korupsi, manipulasi dan rekayasa sehingga hasil pendidikan adalah manusia-manusia yang mandiri, berpengetahuan, terampil, dan religius. Kecerdasan intelektual, spiritual dan sosial adalah mutlak dalam pencapaian tujuan pendidikan Holistik-Integratif. Bukan hanya mewujudkan generasi yang cerdas, terampil dan siap pakai, tetapi juga generasi religius yang akan benar-benar mampu menjadi manusia seutuhnya.

Daftar Pustaka
Nanik Rubiyanto, M.Pd. & Dany Haryanto, S.S., Strategi Pembelajaran Holistik Di Sekolah, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2010

1 komentar:

  1. Lucky 88 Casino Hotel, S. Marksville, MS - MapyRO
    Get directions, reviews and 전주 출장샵 information for 경상남도 출장마사지 Lucky 88 제주 출장샵 Casino Hotel 창원 출장안마 in Marksville, 과천 출장마사지 MS. Book now - online with real traveler reviews,

    BalasHapus